Jurnal Akuntansi
17
|
Written by
Administrator
|
PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA
AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SONYA ERNA GINTING
Fakultas ekonomi Universitas
Sumatera Utara
SYAMSUL BAHRI TRB
Fakultas ekonomi Universitas
Sumatera Utara
This study analyzed the role of
book-tax differences in indicating the persistence of earning one period
ahead in manufacturer company that listing in Indonesian Excange ( IDX) since
2005 until 2007. Data that used in this research is financial
statements from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is kuantitatif method with
multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling.
Variables that used in this research are earning before income tax one
periode ahead as Y and earnings before tax at this period.as X. This research
also using book tax differents as moderating variable.The results of this
study concluded that book tax differences have negatif significant
toward to earning before income tax one period ahead. It showed
that firms with large (positive or negative) book-tax differences
have earnings that are less persistent than firms with small book-tax
differences.
Keyword: persistence of earning, earning before tax
one periode ahead, multiple regression, moderating variable.
1. Pendahuluan
Beberapa tahun
belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis
keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak
perusahaan besar yang gulung tikar alias bangkrut. Keadaan ini
akhirnya memaksa perusahaan yang masih bertahan untuk dapat menjaga
kelangsungan hidupnya dengan dapat bersaing dengan perusahaan
lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing
dengan perusahaan lain maka membutuhkan dana atau modal baik yang
diperoleh dari investor maupun kreditur. Dana tersebut tentunya akan
diperoleh perusahaan jika mendapatkan kepercayaan dari kreditur maupun
investor. Kepercayaan itu dapat diperoleh jika perusahaan mampu
menunjukkan kinerja yang baik, yang dapat diukur dari laba yang diperoleh
perusahaan.
Laba
merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going
concern). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan
kelanjutan laba dimasa depan (Djamaluddin, 2008: 55). Tujuan laporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan
dan reliabel (Kusuma, 2006 : 5). Informasi akuntansi dikatakan relevan
apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah
pengharapan para pengambil keputusan, dan informasi tersebut dikatakan
reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi bergantung
pada informasi tersebut.
Laba yang dilaporkan juga menjadi dasar dalam penetapan pajak. Sering kali terjadi perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal.
Perbedaan ini disebabkan perbedaan tujuan masing-masing dalam pelaporan laba.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat
memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah
adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba
fiskal. Menurut Djamaluddin (2008: 56) perbedaan antara laba akuntansi dan
laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi tentang management
discretion akrual. Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba
akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings)
yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (Djamaluddin, 2008: 55).
Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Persistensi laba
merupakan salah satu komponen nilai peridiktif laba, oleh karena persistensi
laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam book-tax
differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu
investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Namun masih
banyak pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax
differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba.
Perusahaan manufaktur adalah salah satu
dari beberapa jenis perusahan yang terdaftar di bursa efek Indonesia..
Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur
tidak dipengaruhi secara langsung oleh regulasi pemerintah, dimana
salah satu komponen regulasi pemerintah adalah pajak, serta untuk
memudahkan mengklasifikasikan item-item yang diungkapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemuka
sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah
apakah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh
terhadap persistensi laba periode yang akan datang. Berdasarkan
perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
terhadap persistensi laba periode yang akan datang baik secara simultan
maupun parsial.
2. Tinjauan Pustaka.
2.1 Manajemen Laba.
Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan
akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu perusahaan
dapat dilihat dari laba yang dihasilkan perusahaan melalui laporan keuangan.
Dalam membuat laporan keuangan, terkadang manajemen memanfaatkan keleluasaan
GAAP untuk memilih metode yang sesuai dengan perusahaan, sehingga sering
timbul praktik manajemen laba dalam pelaksanaannya.
Definsi mengenai manajemen laba belum ada yang pasti. Banyak pendapat yang
menyatakan pengertian manajemen laba berdasarkan sudut panadang
masing-masing. Menurut Healey dan Walen dalam Kusuma (2006: 6) ditinjau dari
sudut pandang badan penetapan standar menyatakan
Manajemen laba terjadi ketika manajemen
menggunakan kebijakan dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi
dan mengubah laporan keuangan serta menyesatkam stakeholder mengenai
kinerja ekonomi perusahaan atau mempengaruhi contractual outcomes
yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan.
2.2 Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal
Menurut PSAK 46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih
selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sementara itu penghasilan
kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax
loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.
2.3 Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal
Dalam peraturan perpajakan di Indonesia mengharuskan penghitungan laba fiskal
berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar penghitungan laba akuntansi.
Sehingga dalam pembuatan laporan keuangan tidak perlu melakukan dua kali
pembukuan berdasarkan kedua tujuan pelaporan tersebut. Perbedaan antara
laba akuntansi dengan laba fiskal ditandai dengan adanya koreksi fiskal
atas laba akuntansi. Hampir semua perhitungan laba akuntansi yang dihasilkan
harus mengalami koreksi fiskal untuk mendapatkan penghasilan kena pajak
karena tidak semua ketentuan dalam standar akuntansi keuangan digunakan dalam
peraturan perpajakan dengan kata lain banyak dari ketentuan perpajakan
yang tidak sama dengan Standar Akuntansi Keuangan (Djamaluddin, 2008: 56)
a. Perbedaan Tetap (Permanent
Different)
Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa
hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal
atau berdasarkan peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan
penghasilan. Perbedaan tetap terjadi karena transaksi – transaksi pendapatan dan biaya
diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (Resmi,
2005: 333). Yang termasuk dalam perbedaan tetap ini adalah penghasilan bunga
bank, dividen, dan penghasilan lain yang sifat pemungutan pajaknya final;
dividen yang diterima oleh persroan terbatas, koperasi, yayasan, BUMN/ BUMD,
bunga yang diterima oleh perusahaan reksadana, dan jenis penghasilan lain
yang dikecualiakan dari objek pajak; pemberian imbalan dalam bentuk natura, sumbangan,
biaya/ pengeluaran untuk kepentingan pribaidi pemilik dan untuk pengurang
lain yang tidak diperbolehkan menurut fiskal (nondeductible expenses).
b. Perbedaan Sementara (Temporary
Different)
Beda temporer merupakan
perbedaan antara dasar pengenaan
pajak (DPP) dari suatu
aktiva atau kewajiban (Fiskal) dengan nilai tercatat
aktiva dan kewajiban tersebut (Komersial), yang berakibat pada kenaikan atau
bertambahnya laba fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba
fiskal periode mendatang, dimana pada
saat nilai tercatat aktiva
dipulihkan atau diselesaikan. Menurut Harnanto (2003:
113) perbedaan temporer yang mengakibatkan harus
diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul
apabila :
1) adanya penghasilan
dan/atau beban yang harus diakui untuk
penghitungan
laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode
berbeda,
2) bagian dari biaya
perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan
suatu akuisisi, dialokasi
kepada aktiva atau kewajiban
tertentu berdasar nilai wajarnya
dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh
peraturan perpajakan,
3) goodwill atau goodwill
negatif yang timbul dalam
konsolidasi,
2.4 Penyebab Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan
Laba Fiskal
Menurut Resmi (2005:331)
penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal
adalah karena terdapat perbedaan pengakuan prinsip; perbedaan metode dan
prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya.
Secara garis besar
prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
a) pajak penghasilan tahun
berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban Pajak Kini
(Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini
(Piutang Pajak),
b) konsekuensi pajak
mendatang yang dapat didistribusikan perbedaan temporer kena
pajak diakui Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian belum dikompensasikan
diakui Aktiva Pajak Tangguhan,
c) pengukuran kewajiban dan aktiva
pajak didasarkan peraturan pajak berlaku.
Perbedaan metode dan prosedur akuntansi
menurut Resmi (2005: 331) adalah:
a) metode penilaian persediaan.
Akuntansi komersial membolehkan memilih beberapa metode penghitungan harga
perolehan persediaan. Sementara itu menurut perpajakan hanya memperbolehkan
metode FIFO dan Average untuk penilaian persediaan.
b) metode penyusutan dan
amortisasi. Akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode penyusutan
seperti metode garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, metode jumlah
unit produksi dan lainnya. Sementara berdasarkan perpajakan hanya mengakui
metode garis lurus dan saldo menurun untuk kelompok harta berwujud jenis non
bangunan, sedangkan harta berwujud bangunan dibatasi hanya bisa
menggunakan metode garis lurus
2.5 Persistensi Laba
Akuntansi.
Persistensi
laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa
depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi
tahun berjalan (current earnings) (Pennman dalam Djamluddin, 2008:
57). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba.
Inovasi terhadap laba sekarang adalah informatif terhadap laba masa depan
ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham.
Hanlon dalam Djamaluddin (2008) menyatakan bahwa masih terdapat beberapa pendapat
yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax
differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba.
Pendapat yang mendukung berasal dari beberapa literatur analisis keuangan
yang menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang
disebabkan oleh pilihan metoda akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan
adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal. Djamaluddin (2008:
58) menyatakan bahwa kenaikan utang pajak tangguhan, yang mencerminkan laba
akuntansi lebih besar daripada laba fiskal mengindikasikan kualitas laba
semakin buruk. Sedangkan pendapat yang menentang bahwa book-tax
differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba
sekarang adalah adanya suatu penjelasan bahwa book-tax differences dapat
dihasilkan melalui strategi tax-planning.
2.6 Kerangka konseptual.
Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan
penelitain terdahulu. Variabel perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
merupakan variabel moderasi yang dapat mempengaruhi hubungan variabel
dependen dan variabel independen menjadi positif atau negatif. Variabel laba
sebelum pajak saat ini sebagai variabel independen serta variabel laba
sebelum pajak yang akan datang sebagai variabel dependennya. Perbedaan antara
laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi
hubungan antara laba akuntansi sebelum pajak saat ini terhadap laba akuntansi
sebelum pajak periode yang akan datang. Pengaruh yang diberikan dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen.Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba yang diperoleh sekarang dimasa
depan.
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara
yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat
mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis penelitian ini adalah perbedaan
antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba
satu periode kedepan baik secara parsial amupun simultan.
3. Metode Penelitian.
Dalam penelitian ini
menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel
dengan variabel lainnya ( Umar, 2001 63)Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur bidang yang terdaftar di bursa efek
Indonesia. Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang
bergerak diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang
dapat diperoleh dan keandalan biaya(manfaat) biaya pajak tangguhan yang
disajikan. Industri lain, misalnya perbankan, terlalu banyak
dipengaruhi oleh regulasi pemerintah. Populasi dalam penelitian in berjumlah
151 perusahaan manufaktur (Indonesia Capital Market Directory,
2008).
Adapun
kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah:
1. perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara
konsisten dan lengkap dari tahun 2005 sampai 2007.
dan tidak keluar (delisting) dari BEJ selama periode penelitian (2005–
2007)
2. laporan keuangan menggunakan
mata uang Indonesia dan periode berakhirnya laporan keuangan per 31 Desember.
3. perusahaan tidak mengalami
kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak selama tahun
pengamatan. Alasannya karena kerugian dapat dikompensasi kemasa depan menjadi
pengurang biaya pajak tangguhan
4. perusahaan manufaktur
yang menyajikan laba perusahaan dilaporan keuangan tidak memiliki
fluktuasi yang terlalu rendah dan terlalu tinggi.
Dalam penelitian variabel independen yakni perbedaan antara laba
akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) sebagai proksi discretionary
accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal Variabel book-tax
differences merupakan variabel moderasi yang mewakili subsampel
perusahaan dengan perbedaan besar positif, dan perbedaan besar negatif. Seluruh variabel penelitian PTBI
t+1 dan PTBI t dibagi dengan aset total rata-rata.
4. Metode Analisis Data.
4.1 Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data
yang digunakan adalah metode analisis regresi sederhana dan regresi berganda
dengan bantuan software SPSS or Windows. Penggunaan metode analisis dalam
regresi dalam pengujian hipotesis terledih dahulu diuji apakah model tersebut
telah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedasitas.
4.1.1 Uji Normalitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model
kolmogrov-smirnov. Diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed)untuk model 1
dan model 2 adalah 0.261 dan 0,183. Dan keduanya lebih besar dari 0,05.
4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara antara variabel independen. Ada tidaknya
multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF),. Semua variabel independen memiliki nilai
VIF<10 .Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel lebih besar dari
0,1(tolerance>0.1. Dengan demikian dapat pula disimpulakan tidak
terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini. Hasil perhitungan nilai tolerance
menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari
0.10 yaitu 0.3830 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana
variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 untuk model 2 yaitu
2,608.
4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel
independen dengan nilai residualnya. Setelah diuji dengan grafik scatter
plot dapat dilihat tidak ada pola yang jelas baik untuk model 1 maupun model
2. Serta titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi heteokedastisitas pada model regresi ini.
4.1.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Dari tabel Durbin Watson diperoleh nilan untuk model 1dan
model 2 adalah sebesar
1,817 dan 1,742. Angka ini terletak diantara -2 dan +2.
4.2 Pengujian Hipotesis
.
. Regresi linier
sederhana dilakukan untuk mengestimasi persistensi laba akuntansi sebelum
pajak. Regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi sederhana dengan
memasukkan koefisien laba yang membedakan tingkatan book tax diffrences. Analisis
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan
regresi linier sederhana dan berganda. Dari uji ANOVA atau F test,
diperoleh F hitung sebesar 16,083 dengan tingkat signifikansi 0,000,
sedangkan F tabel sebesar 2.320529 dengan
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel independen berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
laba sebelum pajak yang akan datang. karena F hitung > F tabel (16,083
>2,320529) dan sig penelitian
< 0,05 (0,000 < 0,05).
a. Persamaan Regresi
1) Persamaan regresi Model 1 (Regresi
sederhana).
PTBI t+1 = 0.1130 + 0.547
PTBI t
Keterangan:
1) Konstanta sebesar 0.1130
menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (PTBI) maka
PTBI t+1 sebesar 0,1130.
2) PTBI t sebesar 0,547
menunjukkan bahwa setiap kenaikan PTBI t sebesar 1% akan diikuti oleh
kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,547 dengan asumsi variabel lain tetap.
2) Persamaan regresi Model 2 (
Regresi Berganda).
Berdasarkan tabel, didapatlah
persamaan regresi sebagai berikut:
PTBI t+1= 0.007263 + 0.006878 LNBTD
+ 0.0280 LPBTD +0.701PTBI – 0.265 LNBTD*PTBI - 0.463 LPBTD*PTBI + ε
Keterangan :
1) konstanta sebesar 0.007263
menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (LNBTD, LPBTD,
PTBI, LNBTD*PTBI, dan LPBTD*PTBI= 0) maka PTBI t+1 sebesar 0.007263.
2) variabel LNBTD sebesar
0,006878 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti oleh
kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,006878 dengan asumsi variabel lain tetap.
3) variabel LPBTD sebesar 0,0280
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD akan diikuti oleh
kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,0280 dengan asumsi variabel lain tetap.
4) variabel LNBTD*PTBI sebesar
-0,265 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti
oleh penurunan PTBI t+1 sebesar 0,265 dengan asumsi variabel lain tetap.
5) variabel LPBTD*PTBI sebesar -0.463
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD akan diikuti oleh
penurunan PTBI t+1 sebesar 0,463 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R
Square sebesar 0,461 Hal ini berarti bahwa 46,1 % variasi atau laba
akuntansi sebelum pajak yang akan datang dapat dijelaskan oleh kelima
variabel independennya, yaitu LNBTD, LPBTD, PTBI, LNPTBI*PTBI, dan
LPBTD*PTBI., sedangkan sisanya sebesar 53.9 % dijelaskan oleh sebab-sebab
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Berdasarkan hasil pengujian
diketahui bahwa secara parsial variabel LPBTD, PTBI t berpengaruh signifikan
terhadap laba akuntansi sebelum pajak satu periode kedepan, sementara itu
variabel LPBTD*PTBI berpengaruh negatif signifikan terhadap laba sebelum
pajak satu periode kedepan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba
akuntansi dan laba fiskal yang diwakili oleh interaksi LPBTD*PTBI berpengaruh
negatif terhadap persistensi laba. Persistensi laba ditunjukkan oleh pengaruh
positif dari PTBI terhadap PTBI t+1 (laba sebelum pajak satu periode
kedepan). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hanlon (2005) yang menemukan bahwa secara parsial PTBI dan
LPBTD*PTBI t berpengaruh positif signifikan terhadap PTBI t+1 dan
variabel LPBTD*PTBI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
PTBI t+1. Dari hasil penelitian ini, variabel LNBTD dan variabel
LPBTD tidak berpengaruh terhadap PTBI t+1.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan adalah secara
parsial variabel PTBI, LPBTD berpengaruh positif signifikan terhadap PTBI
t+1. Sementara itu variabel LPBTD*PTBI t berpengaruh secara negatif
signifikan terhadap PTBI t+1. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba
akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
terdahulu Hanlon (2005) yang menghasilkan kesimpulan bahwa perbedaan
antara laba akuntansi dan laba fiskal secara negatif berpengaruh
signifikan terhadap persistensi laba.
Hasil penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian terdahulunya yang dilakukan oleh Djamaluddin
(2008) yang meneliti pada perusahaan perbankan yang menemukan bahwa secara
parsial variabel LNBTD*PTBI t dan LPBTD*PTBI t tidak terbukti secara
statistik mempunyai persistensi laba yang lebih rendah daripada perusahaan
yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Hal ini
mungkin disebabkan karena banyaknya regulasi khusus tentang pelaporan pajak
perbankan menyebabkan perbedaan dalam pengakuan item-item perbedaan temporer.
Secara simultan, dapat diambil kesimpulan semua variabel yang digunakan dalam
variabel penelitian berpengaruh positif signifikan terhadap laba sebelum
pajak satu periode kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Djamaluddin (2008) dan Hanlon (2005).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, antara lain:
1. penelitian ini hanya mengambil
perusahaan manufaktur sebagai sampel dan pengambilan sampelnya tidak
random sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar generalisasi Hal ini
dikarenakan penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahan yang
menghasilkan laba.
2. periode pengamatan dalam
penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor
dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan.
Untukmeningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja
perusahaan dan menyampaikan informasi yang relevan dan reliabel kepada
investor mengenai perkembangan perusahaan, tanpa harus dilakukannya manajemen
laba. Karena indikasi manajemen laba dapat dilihat dari perbedaan
antara laba akuntansi dan laba fiskal yang dilaporkan perusahaan dengan yang
dilaporkan pajak.
2. Bagi Investor dan Calon Investor.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari laba yang
dihasilkan perusahaan serta item pendukung lainnya di dalam laporan keuangan,
sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor
mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh
melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai
pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin
keakuratan data informasi keuangan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Peneliti selanjutnya disarankan
untuk mengambil sampel perusahaan baik yang mengalami keuntungan maupun
kerugian dalam usahanya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah
tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan bagi shareholders.
REFERENCES
Agus, Bambang, 2006. Prinsip
Akuntansi Dalam PSAK 46, Jurnal Ekubank, Edisi September,
Jakarta, hal 1-19.
Andreas dan Marisi Purba, 2005. Akuntansi Pajak Penghasilan,
Cetakan Kelima, Graha Ilmu, Jakarta.
Djamaluddin, Subekti, 2008.” Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba
Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas”, Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, Vol 11 No.1, Jakarta, hal 55-67.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS, Edisi Kedua, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro,
Semarang.
Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi
& Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit Ekonisia, Jakarta.
Harnanto, 2003. Akuntansi Perpajakan. Cetakan Pertama, Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
Edisi Kedua, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Dan
bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan skripsi, Medan.
Kusuma, Handri, 2006. “Dampak Manajemen laba Terhadap Relevansi Informasi
Akuntansi: Bukti Empiris Di Indonesia”, Media Riset Akuntansi Dan
Auditing, Edisi November, Jakarta, hal 3-15.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Cetakan
Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Meythi, 2006.” Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga saham Dengan
Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional
Akuntansi IX, Padang.
Muljono, Djoko, 2006. Akuntansi Pajak, Edisi Kedua, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Palupi, Margaretta Jati, 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Koefisien Respon Laba. Jurnal Ekubank, Edisi
November, Jakarta.
Resmi, Siti,
2005. Perpajakan: Teori Dan Kasus, Edisi Kedua, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit CV
Alfabeta, Bandung.
Sularso, Sri, 2003. Metodologi Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan
Replikasi, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Umar, Husein, 2001. Metode Riset Akuntansi Terapan, Penerbit
Ghalia Indonesia, Bogor
Waluyo, 2008. Akuntansi Pajak, Cetakan Kedua, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Wild,
John, J., K.R. Subramanyan, dan Robert E Halley, 2006. Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Kedelapan, Buku Kedua, diterjemahkan oleh Yanivi S.
Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
|
http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-17.html
maaf boleh minta jurnal penelitian Djammaludin, subekti (2008)? Jika berkenan boleh tolong kirim ke email saya pupusamratul@gmail.co (terimakasih)
BalasHapusMaaf mau nanyak, gimana cara ngukur variabel persistensi laba menggunakan SPSS??
BalasHapus